Senin, 05 Desember 2011

Be a Great Person

Lagi-lagi dunia pendidikan Indonesia menuai prestasi. Kali ini seorang anak SMP dan seorang lagi anak SD berhasil mengharumkan nama bangsa. Mereka menang dalam Olimpiade Matematika, di Korea yg juga diikuti oleh 26 negara di dunia.

Peter Tirtowidjoyo Young, 14, anak SMP Petra 1 Surabaya,

dan Andrew Tirtowidjoyo, 12, anak SD Santa Maria Surabaya, kakak beradik itu telah berhasil menjadi juara dalam Kompetisi Matematika tingkat Internasional.
Anak ketiga dan keempat pasutri Steven Tirtowidjoyo, 52, dan Rani Pandunata, 45, itu berhasil mengharumkan nama bangsa dalam kompetisi matematika tingkat Internasional di Incheon, Korea Selatan.
Peter si anak SMP menyabet medali emas sedangkan adiknya, Andrew si anak SD menggondol medali perunggu.

Saat mewakili Indonesia dalam International World Youth Matematic Intercity Competition (IWYIC), 25 – 29 Juli 2010 yg lalu, mereka berhasil menyisihkan utusan dari 26 negara lainnya dalam adu pintar dan adu cepat mengerjakan soal-soal matematika. Peter menyabet pernghargaan tertinggi dengan meraih emas tingkat anak SMP.

Baik di nomor perorangan maupun tim, anak SMP kelas tiga Petra 1 ini berhasil mengumpulkan 115 poin. Sedangkan adiknya yg masih duduk di kelas enam SD, anak SD Santa Maria menyabet medali perunggu untuk tingkat anak SD.

Peter harus menyelesaikan 15 soal dalam waktu satu jam. Sebanyak 12 soal berupa isian sedangkan tiga soal lainnya adalah esai matematika. Peter nyaris meraih nilai sempurna karena nilai maksimal untuk soal-soal ini adalah 120. Sekembalinya dari Korsel, Selasa (3/8) lalu, dua pahlawan matematika ini disambut Kepala Dinas Pendidikan bersama orang tua dan juga teman-temannya.

"Dulu sampai kelas tiga, saya benci sekali sama matematika. Tapi guru les saya, Pak Pariyanto, mengubah matematika menjadi sesuatu yg sangat menyenangkan, sampai akhirnya saya punya tips jitu ketika mengerjakan soal-soal matematika.
Strateginya yaitu dibuat seperti main game aja. Seru gitu mengerjakannya sampai benar-benar menang," ujar Peter berapi-api.
Menurutnya, soal-soal dalam kompetisi itu ternyata lebih mudah jika dibandingkan dengan soal-soal ketika latihan.

Keluarga Tirtowidjoyo sempat tidak percaya dengan prestasi gemilang dua anaknya ini. Apalagi, baik Peter maupun Andrew tumbuh seperti anak SD dan anak SMP pada umumnya. Selain menyukai musik dan basket, mereka juga suka membaca komik Naruto. Mereka juga tidak ikut bimbel, melainkan ikut les privat.
"Kami hanya memotivasi dan menjembatani kesukaan anak saja," kata Steven, yg bekerja di sebuah pabrik kertas di Mojokerto tersebut, mantab.
"Setelah kelas empat SD, Peter mulai menyukai matematika. Ketekunan dan kecerdasan Peter mulai terlihat setelah berhasil melalap soal-soal matematika. Dia disarankan ikut Olimpiade tingkat provinsi. Tapi tidak lolos.Setelah itu tertantang dan terus brilian."


"Saya pertama kali ikut Olimpiade Internasional Matematika yaitu di Jakarta, dan langsung dapat perak. Di Singapura 2007 dapat emas, di Hongkong 2008 juga dapat emas, di Durban Afrika Selatan dapat perak lagi dan terakhir di Korea kemarin dapat emas," urai Peter, penuh kebanggaan.

Anak SMP kelahiran Surabaya, 29 Februari 1996 ini pernah juga didiskualifikasi dalam Olimpiade Matematika Nasional Pasad. Meski berhasil memenangkan Olimpiade itu, tapi karena syaratnya harus kelas tiga SMP sedangkan dia waktu itu baru kelas dua, maka akhirnya Peter pun didiskualifikasi. Peter bertekad mengukir prestasi sama di tingkat SMA nanti, karena selama ini belum ada anak SMA Indonesia yg berhasil meraih medali emas matematika.

Dan tekad Peter itu ternyata juga mendorong adiknya, Andrew yg kemarin juga tampil bersama di Korea. Andrew merasa terdorong untuk menyamai prestasi Peter.
"Pokoknya saya mau seperti kakak, juara matematika dunia," kata Andrew.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gimana matemathic masih sulit ????

Popular Posts